Senin, 01 Agustus 2011

bubur india

Bubur India. Kuliner ini sangat legendaris di Kota Semarang Tidak kalah tenarnya dengan Lumpia. Tetapi jika Lumpia setiap saat bisa kita nikmati, tidak demikian dengan Bubur India. Bubur ini hanya bisa dijumpai saat Ramadan, dan hanya di ada di Masjid Jami Pekojan, Jalan Petolongan Semarang. Sudah sekitar 2 abad lebih, makanan ini menjadi makanan khas Ramadan. Diberikan gratis sebagai menu berbuka.

Pada dasarnya, Bubur India hampir sama dengan bubur beras pada umumnya. Yang membedakan adalah cara pembuatan dan bumbu rempahnya. Beras direbus dalam sebuah panci besar. Dicampur dengan santan kelapa, garam, bawang merah, bawang putih, jahe, serai, pandan wangi, kayu manis, dan cengkeh. Ada juga daun unclang, seledri, dan wortel.

Selain banyak rempah, kunci kelezatan bubur adalah di masak dengan api kayu bakar. Masak dengan api kayu bakar diyakini lebih sedap dibanding dengan gas atau kompor minyak.

Biasanya, penyajian bubur dipadu dengan sayur tahu, gulai kambing, lodeh, atau sop yang disediakan oleh dermawan di sekitar masjid. Ada juga air putih dan teh manis serta kurma. Begitu beduk Magrib bertalu, dua ratusan orang yang sebagian adalah tukang becak, kuli panggul di Pasar Johar serta pengemis lahap menyantap bubur India.

Usai Salat Asar, para petugas bersiap memasak Bubur India. Dua jam berikutnya, masakan sudah siap disajikan. Menjelang beduk Magrib, dengan dibantu beberapa remaja masjid, bubur disajikan dalam piring yang ditata berderet.

Menurut orang sekitar masjid pekojan, tradisi berbuka dengan Bubur India adalah peninggalan dari komunitas muslim India, Pakistan dan Arab yang tinggal di kawasan Kampung Pekojan. Kenapa menunya bubur? Setelah seharian berpuasa, untuk menjaga pencernaan, disarankan jangan langsung makan makanan berat. Bubur sangat cocok.

Bertahannya menu ini mempunyai nilai keistimewaan khusus mengingat masyarakat keturuanan India termasuk kaum minoritas di Semarang namun mampu diterima masyarakat luas. Banyak cara untuk menghapus perbedaan, banyak cara untuk bersatu, dan banyak cara untuk menikmati berkah Ramadhan.
 

Copyright © 2011 Wisata Kuliner | Design by Kenga Ads-template