Rabu, 28 Maret 2012

soto kudus

Berbicara tentang makanan khas kudus, sebelumnya sudah pernah saya tampilkan lentog sebagai salah satu makanan khas kudus. Tetapi akan tidak afdol kalau tidak menyebut soto kudus juga sebagai kuliner lain dari kudus. Soto kudus berbeda dengan soto lamongan atau soto banjar, yang istimewa dari soto kudus adalah tidak menggunakan daging sapi atau ayam melainkan daging kerbau. maka soto kudus juga biasa di sebut dengan soto kerbau. Merunut sejarahnya, penggunaan daging kerbau adalah tradisi pluralisme saat Islam mulai mengembangkan pengaruh di tanah Jawa. Saat itu, Sunan Kudus, salah satu Wali Songo, melarang pengikutnya menyembelih sapi.

Konon, ini merupakan salah satu jurus untuk menyebarluaskan agama Islam di tengah masyarakat Kudus yang saat itu menganut agama Hindu. Maklum, sapi bagi masyarakat Hindu dianggap binatang suci. Itu sebabnya, tak ada soto kudus dengan daging sapi. Yang ada adalah soto berdaging ayam dan kerbau.

Pada soto kerbau, dagingnya terasa lembut dan berwarna merah muda. Kuah soto yang segar berasal dari kaldu dan jeroan kerbau. Untuk menetralisir bau daging kerbau, penjual menaburi bawang putih goreng. Soto Kudus disajikan dalam mangkok mungil. Bukan karena si penjual pelit, tetapi memang begitu porsi dari sono-nya. Tak heran, bila penikmat soto kerbau kudus biasa makan lebih dari satu mangkok.

Bila ingin menikmati secara total cita rasa daging kerbau, kita bisa juga memesan lauk daging kerbau sebagai tambahan, baik empal maupun lidah, yang diolah menjadi daging lapis dengan tambahan taburan bawang goreng. Sebagai kondimen disediakan kecap, jeruk limau dan sambal. Harganya pun relatif murah, seporsi soto kudus tidak lebih dari Rp.6000 untuk menebusnya. Ditambah minuman, baik teh maupun air jeruk yang harganya paling mentok di angka Rp2.000,00, masih cukup terjangkau oleh isi kantong. Harga yang sepadan, bila dibandingkan kenikmatan, kepuasan dan kelangkaan menu sajian khas pantura timur ini.
 

Copyright © 2011 Wisata Kuliner | Design by Kenga Ads-template