Categories
- Aceh (5)
- Ambon (2)
- Bali (5)
- Balikpapan (1)
- Bandung (62)
- Banjarmasin dan sekitarnya (11)
- Batam (4)
- Belitung (1)
- Bengkulu (2)
- Bogor (55)
- daftar (1)
- Garut (1)
- Gorontalo (4)
- jajanan (33)
- Jakarta (8)
- Jayapura (3)
- Kebumen (1)
- Magelang (1)
- Makassar (12)
- Malang (3)
- manado (4)
- masakan khas (137)
- Masohi (1)
- Mataram-Lombok (5)
- Medan (3)
- Merauke (2)
- minuman (27)
- nama daerah (19)
- Others (2)
- Padang (3)
- Palembang (2)
- Palu (2)
- Pangkal Pinang (2)
- Pekanbaru (1)
- Pontianak (5)
- resep (128)
- Samarinda (4)
- Semarang (7)
- Serang (3)
- Singkawang (1)
- Solo (3)
- Solok (1)
- Surabaya (1)
- Tanjung Pinang (1)
- ternate (3)
- Wamena (1)
- warung makan (30)
- Yogyakarta (10)
Minggu, 26 Februari 2012
Kuliner Jogja - Sate Klathak Pak Bari
Wisata Kuliner #202
Sate Klathak Pak Bari
Pasar Desa Wonokromo - Pleret
Bantul, Yogyakarta
Telp: 081328800165
Penasaran banget ama yang namanya Sate Klathak karena sudah sering jadi bahan perbincangan dan akhirnya kesampean juga buat mencicipi keunikan kuliner jogja yang satu ini di bulan Februari 2012. Saya diajak ke salah satu penjaja sate klathak yang cukup banyak pelanggannya, yaitu Sate Klathak Pak Bari di Pasar Desa Wonokromo, Bantul. Menuju ke pasar tersebut, banyak penjaja sate klathak di sepanjang Jalan Imogiri Timur, tapi katanya yang top sih yang di dalam pasar ini.
Sebenernya apa sih perbedaan Sate Klathak dengan sate-sate lainnya? Walau sama menggunakan daging kambing, tapi pengolahan sate ini berbeda dibandingkan dengan sate-sate lainnya. Jika biasanya sate kambing dibumbui kecap sebelum dibakar, sate klathak ini malah minim bumbu, cukup garam saja bumbunya. Tusukannya pun tidak menggunakan tusuk kayu sebagaimana lazimnya tusuk sate, tapi menggunakan jeruji sepeda yang terbuat dari besi. Konon, karena berfungsi sebagai pengantar panas, tusuk besi inilah yang juga menciptakan sensasi matang yang mumpuni di dalam daging satenya. Sate klathak ini juga tidak menggunakan bumbu kacang atau bumbu kecap sebagai pendamping sajiannya, tapi menggunakan semacam kuah gule yang light, tidak terlalu kental. Rasanya? Dahsyat! Awalnya saya ragu bisa menikmati sate klathak ini, karena saya penggemar berat kecap dan rasa manis. Tapi begitu mencoba gigitan pertama, aroma daging kambing segar yang murni hanya ditimpali rasa asin dari garam ternyata dapat memberikan "kesederhanaan yang mewah" di indera pengecap saya. Botol kecap yang sudah saya siapkan, urung saya gunakan :)
Satu porsi Sate Klathak ini hanya terdiri dari dua tusuk saja. Koq dikit amat? Nanti dulu, satu tusuknya diisi oleh 6 potongan daging sate yang cukup besar. Jadi cukup mengenyangkan. Harganya pun relatif murah. Satu porsinya dihargai Rp. 12.000. Selain sate, Pak Bari juga menyediakan kuliner olahan daging kambing lainnya seperti gulai dan tongseng. Untuk minumnya jangan lupa mencicipi kesegaran teh poci dan jeruk panasnya. Baik teh maupun jeruknya menggunakan gula batu tradisional yang menciptakan rasa khas yang berbeda jika kita menggunakan gula pasir biasa.
Sate Klathak Pak Bari hanya menjajakan dagangannya malam sampai dini hari, karena di siang hari kiosnya di Pasar Wonokromo ini digunakan para pedagang pasar untuk berjualan.
Jadi kalo ke Jogja sempatkanlah untuk mengunjungi Sate Klathak Pak Bari ini, ditanggung gak kan nyesel. Tapi kalo ketagihan gak tanggung jawab loh yaaa :)
Foto Sate Klathak diatas adalah hasil karya Ki Demang Suryaden
Simak juga catatan dari Kang Kombor tentang Sate Klathak ini
Categories
Yogyakarta