Categories
- Aceh (5)
- Ambon (2)
- Bali (5)
- Balikpapan (1)
- Bandung (62)
- Banjarmasin dan sekitarnya (11)
- Batam (4)
- Belitung (1)
- Bengkulu (2)
- Bogor (55)
- daftar (1)
- Garut (1)
- Gorontalo (4)
- jajanan (33)
- Jakarta (8)
- Jayapura (3)
- Kebumen (1)
- Magelang (1)
- Makassar (12)
- Malang (3)
- manado (4)
- masakan khas (137)
- Masohi (1)
- Mataram-Lombok (5)
- Medan (3)
- Merauke (2)
- minuman (27)
- nama daerah (19)
- Others (2)
- Padang (3)
- Palembang (2)
- Palu (2)
- Pangkal Pinang (2)
- Pekanbaru (1)
- Pontianak (5)
- resep (128)
- Samarinda (4)
- Semarang (7)
- Serang (3)
- Singkawang (1)
- Solo (3)
- Solok (1)
- Surabaya (1)
- Tanjung Pinang (1)
- ternate (3)
- Wamena (1)
- warung makan (30)
- Yogyakarta (10)
Minggu, 07 September 2008
Kuliner 70 - The KiosK, Bandung
The KiosK Food Market
Jl Ir. H. Djuanda (Dago) No 48 Bandung
Telp (022) 4265123
Bandung terkenal dengan kota kuliner, sehingga banyak orang yang menyengajakan diri untuk khusus berwisata kuliner di kota Bandung. Saya baru saja nemu satu tempat yang membuat kita gak usah cape-cape berkeliling Bandung untuk mencari kuliner kesohor kota ini, karena di sini tersaji berbagai tempat makan yang cukup me-"legenda" di Bandung. Sebut saja Sate Kambing HADORI, Baso Malang CIPAGANTI, Mie Kocok KEBON JUKUT, Pempek RAMA dan lain sebagainya. Mengambil konsep seperti Pujasera (food court), nama tempatnya adalah KiosK, berlokasi di Dago no. 48, tepat di lt.2-nya Pizza Hut Dago, seberang Plaza Dago.
Ini beberapa makanan yang sempat saya cicipi:
Iga Bakar Si Jangkung, Cipaganti. Membayangkan iga bakar saja, liur sudah menetes :) Iga bakar ini dibakar langsung di tempat makan yang terbuat dari tanah liat (Nama kerennya clay pot kali ya? apa beda?) dan langsung disajikan panas-panas di meja kita. Tempat makan ini juga dapat menahan panas seperti hot plate. Tersedia dua jenis iga bakar yaitu iga bakar kambing dan iga bakar sapi. Yang saya rasakan ketika gigitan pertama adalah cita rasa pedas yang mencolok dari merica dan cabe rawit ditimpali dengan rasa manis yang benar-benar memanjakan indera perasa kita. Uenak banget... t-o-p-b-g-t... Seporsi kayanya kurang... Harga: Rp. 17.000 per porsi tanpa nasi.
Bubur Capitol Cab. Kasmin. Bubur ayam khas bandung, dengan bubur yang agak encer ditimpali dengan berbagai pelengkapnya seperti suwiran ayam, ati ampela, telur rebus, kacang kedele, bawang goreng, kerupuk dan emping. Gurih, dengan porsi yang cukup mengenyangkan dan menghangatkan perut kita... Harga: Rp. 15.000 (bubur ayam lengkap)
Untuk dessertnya saya sengaja memilih dua jenis: panas dan dingin..
Es Timun Suri, persembahan dari Es Campur Sadewa. Kita bisa memilih pake jeruk atau susu. Potongan timun suri yang di timpa dengan es serut dan dibanjur dengan susu kental manis. Rasanya, nyegerin pollll. Ternyata timun suri bisa dibuat sesegar ini ya... Harus dicoba... Harga: Rp. 8.000,-
Ronde Jahe Alkateri, dessert panas yang saya pilih untuk melawan dinginnya udara malam kota Bandung. Wedang jahe yang dikasih ronde (Bola-bola dari tepung ketan) ini memang paling pas. Bola-bola yang besar berisi kacang manis sedangkan yang kecil polos. Hangatnya instan dan bisa mengembalikan vitalitas tubuh yang sudah kecapen setelah seharian beraktivitas :)) Harga: Rp. 9.000,-
Harga-harga diatas sudah net, tanpa pajak loh. Cukup terjangkau kan? Masih banyak "jajanan" di tempat ini yang harus dicoba. Jadi nantikan The KiosK Jilid II... (dengan catatan kalo sempat mampir lagi kesana hehehe)
Categories
Bandung